Monday, October 7, 2013

[FF Sadie] Nijiiro no Kiss (sekuel~end)

[Repost]
Nijiiro no Kiss -sequell-
cast: Sadie
Rating: PG-15
genre: romance, BL
Author: Meiku
Warning: yg benci yaoi jangan baca


1tahun berlalu setelah Kei pergi ke Amerika untuk pertukaran pelajar. Di Jepang, Tsurugi tengah dilanda galau berkepanjangan karena sejak saat itu Kei tidak memberi kabar sedikitpun. Menunggu selama 1 tahun memang bukan perjuangan yang mudah. Mao dan Mizuki pun tidak jauh berbeda. Mizuki sering ditinggal Mao bertugas. Maklum Mao dokter relawan yang sering bertugas di tempat-tempat lain bahkan kadang ke perkampungan kecil. Tapi masih lebih mending karena Mao sering memberi kabar dan pulang sesekali. Hari itu Mao sedang cuti, ia seperti biasa duduk di rumah makan milik Mizuki. Menunggu Mizuki selesai bekerja,ia duduk dengan Tsurugi yang juga memang sering mampir disana.
"Mao-kun, aku boleh tanya sesuatu"
"Huh?apa?"
"Apa kamu selama jauh dari mizuki pernah berpikir kalau-kalau Mizuki berselingkuh?"

pletak
Sebuah sendok nasi melayang mengenai kepala Tsurugi.
"Aduh Mizuki~ sakit tau"
Mizuki sudah selesai bekerja dan ingin buru-buru menghampiri Mao.
"Habis apa maksud kamu nanya begitu pada Mao? Mau mempengaruhinya buat meragukan cintaku? Hahaha Mao tidak akan berpikir begitu tidak akan"jawab Mizuki dengan penuh percaya diri.
Maopun angkat bicara "hmm sebenarnya sering sih"
"uhuk uhuk kok Mao bicara begitu sih"
"Itu wajar ada rasa cemburu pada orang yang kita cintai" jawab Mao
"uhm sebenarnya aku tidak mau meragukan Kei tapi..."
Mao dan Mizuki siap mendengarkan semua curhat Tsurugi.
"Sejak ke Amerika Kei cuma mengirim surat sekali kalau dia sampai dengan selamat,sisanya dia tidak menghubungiku sama sekali TwT sejujurnya dulu juga aku merasa hanya aku yang agresif terhadap Kei,Kei tidak pernah sekalipun inisiatif duluan mengajak kencan,dan sebelum kecelakaan itu terjadi, aku sudah merasa aneh dengan keputusannya pergi. Jadi aku harus bagaimana?" Tsurugi membenamkan wajahnya pada kedua lengannya.
Mao dan Mizuki menghela nafas. Semuanya tampak makin rumit setelah Kei mengingat sedikit dari masa lalunya.

******

Hari itu sebenarnya Kei pulang dari Amerika. Ia baru turun dari pesawat. Kei pergi ke tempat yang ingin dia kunjungi pertama kali jika pulang ke Jepang. Di depan pintu apartement itu Kei melihat ukiran baroque yang masih sama.
Teng tong.
Seseorang membukakan pintu, ekspresi yang sama, penampilan yang sama namun tampak lebih cerah.
"Kei??"
"Aku kembali"
"Masuklah"
Kei membawa serta kopernya dan masuk ke apartement Aki.
"Aku terkejut. Kenapa kau kesini sendiri? Tidak ada yang menjemputmu di bandara?"
"Tidak dan memang tempat ini yang pertama kali ingin kukunjungi jika tiba di Jepang."
"Bagaimana dengan kekasihmu?"
"Maksudmu Tsurugi? Sejujurnya selama setahun ini aku berhasil mengingat semuanya tanpa terkecuali"
"Bagus dong,jadi kau bisa kembali.."
Tiba-tiba Kei memegang tangan Aki dengan kedua tangannya."Aku mau tinggal disini lagi"

*******

Sudah 3 hari berlalu. Kei tetap tinggal di apartement Aki tapi dia juga sudah bekerja di sebuah butik. Hari itu Tsurugi pergi dengan mobilnya. Tiba-tiba ia melihat Kei yang berjalan menuju tempat kerja. Tsurugi kaget lalu menghentikan mobilnya untuk memastikan itu Kei atau bukan. Tsurugi keluar dan segera mendapati Kei.
"Kei! Kenapa kau tidak mengabari kalau sudah pulang"
"Tsu..." Kei terdiam.
"Jawab aku! Kau masih ingat aku kan? Apa Kei masih kehilangan ingatan?"
"A...aku,ingatanku sepenuhnya sudah kembali." Kei tidak tahan menatap mata Tsurugi.
"Tapi kenapa Kei? Kamu seperti menjauhiku"
"Tsurugi, kuminta mulai saat ini lupakan cintamu padaku." Kei menghalau Tsurugi dari jalannya lalu berlari.Tsurugi tertunduk lemas. Apa maksud Kei? Kenapa? Tsurugi melanjutkan perjalanannya dengan perasaan tidak karuan.

*******

Kei pulang kerja dengan tampang kusut. Masih terbeban dengan Tsurugi. Tak disangka cinta tulusnya membantu Tsurugi menunggu Kei selama setahun. Aura bingungnya sampai pula pada Aki yang sedang mengetik di depan laptopnya. Aki berhenti, mengambil sebuah buku karangannya lalu memberikan pada Kei,ia pun duduk di samping Kei.
"Ini karangan yg kukerjakan waktu pertama kita bertemu dulu"
"ah, hmm." Kei mengangguk "pasti akan kubaca"
"BTW, jika ada sesuatu yang mengganjal katakanlah"
"Aku benci Tsurugi" air mata Kei tanpa sadar keluar. Cerita yang selama ini dipendam sendiri sudah tidak dapat ditampung lagi.
"Aku benci kepolosan dan cintanya padaku aku.."
Aki merangkul pundak Kei dan menyandarkan kepala Kei di dadanya supaya Kei mampu mengungkapkan semua beban yang dia simpan.
"Menangislah"

******

Mao dan Mizuki berada di rumah mereka saat ini. Rumah tradisional yang serba kayu dengan tatami. Maklum orang tua Mizuki masih kental nasionalismenya. Mao duduk dilantai salah satu sudut ruang depan dan mizuki duduk tepat didepannya cukup dekat.
"Mao mumpung disini bolehkah aku xixi" Mizuki mulai tersenyum mesum.
"Mizu..masih siang lho" wajah Mao memerah.
"Aku gak bisa nunggu lama, besok kan mao pergi lagi." Rayu Mizuki.
Mizuki langsung menciumi leher Mao. Mao mendesah kecil. Tangan kanan Mizuki mencuri kesempatan melepas kancing kemeja Mao."Chotto..Mizu..a"
"Mizuuuukiii-kuuun" tiba-tiba Tsurugi membuka pintu rumah Mizuki sampai membuat pasangan itu kaget. Mizuki refleks menutupi Mao yang tengah membenarkan kancing kemejanya.
"Maaf Mao aku lupa mengunci pintu."
"bodoh"
"Mizuki tolong aku,aku sedang bingung sekali" Tsurugi duduk dengan kedua kali terlipat ke belakang.
"Paling tidak ketuk pintu dulu donk" Mizuki kesal, kecewa karena kesenangannya terganggu.
"Ada apa lagi dengan Kei." Mao yang selesai membenarkan bajunya kini duduk d hadapan Tsurugi.
"Tadi aku bertemu dia ternyata dia sudah pulang, dia minta aku buat berhenti mencintainya.
"Lho? Emangnya ingatannya belum sembuh?" Timpa mizuki.
"Justru ingatannya sudah pulih sepenuhnya, gimana ini?"
"Aku rasa kalian seharusnya bicarakan semuanya ini sampai jelas" Mao menasihati.
"Benar juga sih, aku harus minta penjelasan dari Kei. Tapi dia tinggal dimana sekarang?"
"Kalau tidak di rumah keluarganya ya yang paling mungkin di rumah Aki-kun"
"Terima kasih. Maaf mengganggu, aku pergi lagi."
Tsurugi pun keluar dari sana.
"Mao pintar, sekarang kita bisa teruskan.."
Mao menahan wajah Mizuki yang mendekatinya dengan telapak tangannya."mood-ku hilang, nanti lagi ya"
"Mao T﹏T"

********

Teng tong
Bunyi bel mengusik Aki yang sedang bekerja. Itu tidak mungkin Kei karena Kei sudah punya kunci sendiri. Pintu dibukakan dan ternyata itu Tsurugi.
"Mana Kei? Aku yakin dia disini."
"Rupanya kau. Iya dia tinggal disini tapi sekarang sedang tidak ada jadi pergilah."
"Tidak masalah aku akan menunggunya sampai pulang." Tsurugi memaksa masuk.
"Aku tidak heran kenapa Kei tidak membalas cintamu."
"apa maksudmu? Kei itu mencintaiku, kita saling mencintai."
"Itu kan katamu. Apa dia pernah mengucapkannya langsung dari mulutnya."
"Waktu aku menembaknya dia mengangguk"
"itu saja tidak cukup bodoh"
"kau"
"Aki!" Kei baru pulang. Langkahnya terhenti ketika masuk di depan ruangan.
"Untuk apa kau kesini"
"Aku ingin bicara dengan Kei berdua saja"
Tsurugi menghampiri Kei dan menarik tangan kirinya. Mereka keluar meninggalkan Aki sendiri.Tsurugi menarik tangan Kei sampai ke sebuah taman.
"Kei jelaskan padaku sekarang kenapa kau bilang aku harus melupakan cintaku?tolong tatap mataku" Tsurugi menatap mata Kei dengan serius.
"Maaf tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku lagi. Aku tidak pernah mencintaimu sebagai seorang kekasih"
"tapi kita kan"
"ya! Dulu aku menerimamu hanya karena orang tuaku yang suruh. Kalau aku punya hubungan denganmu mereka akan diuntungkan. Usaha keluarga kami akan terangkat dengan mengajak orangtuamu kerja sama."
"Bohong! Kau pasti bohong" Tsurugi tidak bisa menerima apa yang dia dengar barusan.
"Itu yang sebenarnya. Karena itu lupakan saja dan kamu harus move on, cari orang lain yang mencintaimu."
"Tapi cinta bisa muncul dengan sendirinya, mari mulai dari awal"
"Tidak Tsu! Maaf aku mencintai orang lain"
"Kei" Tsurugi tidak bisa berbicara apa-apa lagu sekarang.
"Maaf"
Kei meninggalkan Tsurugi dengan pilu. Kei tidak bisa menyimpan rahasia itu lagi. Setidaknya mungkin dengan begini, Tsurugi bisa berpaling mencintai orang lain. Tsurugi mau tidak mau harus menerima kenyataan ini.
Kei kembali ke rumah untuk menemui orang yang paling berarti baginya saat ini.
"Aki aku pulang"Tumben saat itu Aki sedang memandang keluar jendela apartement sambil memegang kamera. Kamera yang berisi banyak kenangan bagi dirinya. Aki menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Kei tersenyum padanya.
"Kei kemarilah sunsetnya bagus."
Kei menghampiri Aki dan berdiri di dekatnya.
"Aku lega akhirnya bisa mengungkapkan semuanya pada Tsurugi."
"Kau sudah.."
Aki menoleh ke arah Kei. Kei mengecup bibir Aki dan bersender di bahunya.
"Kei, lain kali kita lihat sunset di pantai tampaknya akan lebih bagus"
"hmm.. iya"

********End********

No comments: