[Repost]
Title: Life Blood
Author: Meiku
Cast: Diru (guest other musicians)
Pairing: as always
Genre: fantasy-horror,romance,drama
Rating: PG
Summary: vampire itu gak semuanya jahat
Disclaimer: okay gw ngaku, agak terinspirasi hanaoni dan RH+ tapi alur ceritanya ttp original XD..please don't copy without permission
Vampire hidup dengan hasrat meminum darah segar ketika taring mereka tumbuh. Terutama pada saat bulan purnama, hasrat mereka akan darah lebih besar dari bulan-bulan biasa. Mereka tidak dapat menua dan dapat hidup beribu-ribu tahun lamanya. Ada dua hal yang bisa membunuh mereka, jika mereka tidak menghisap darah dan jika 'nyawa' mereka keluar dari tubuhnya. Nyawa itu dinamakan 'darah kehidupan'. Namun, untuk kasus yang terakhir jarang terjadi, kebanyakan vampire mati karena tidak mendapatkan darah. Korban mereka bisa laki-laki maupun perempuan.
~~~~
Kyo menutup buku yang ia baca di perpustakaan sepulang sekolah lalu menyimpannya kembali ke rak. Saat itu Shinya kebagian piket, karenanya Kyo mencuri kesempatan ke perpustakaan.
"Vampire itu cuma dongeng!"
Lagipula kenapa Kyo jadi tertarik sampai sengaja mencari buku tentang vampire di perpustakaan segala. Kok Kyo jadi kepikiran gara-gara tanda di leher Jyou. Kyo tidak habis pikir dengan dirinya sendiri. Jadi setelah pulang champ, Kyo sengaja bertemu Jyou lagi yang sudah pulih dan menanyakan tanda di lehernya. Alhasil Jyou tidak ingat apa-apa tapi tanda gigitan itu benar-benar ada tapi mulai menghilang, hanya masih berbekas sedikit. Yang pasti Shinya tidak diberitahu agar tidak takut. Toshiya? Tentu juga tidak tahu, bisa-bisa ada bahan buat merecoki teman-teman sekelasnya yang takut hantu.
"Kyo?!" Shinya datang diikuti seseorang di belakangnya, Toshiya. Sedikit mengagetkan Kyo.
"Tumben ke perpustakaan sendirian? Kan Shinya jadi nyariin tuh." Goda Toshiya.
"Maaf Shin, tadi aku diminta tolong sensei buat cari buku." Kyo mengambil buku di rak sembarangan.
"Gak apa Kyo. Shin cuma bingung aja Kyo gak ada"
"Terus kenapa orang ini ikutin kamu ke sini." Kyo sensi ke Toshiya XD.
"Aku kan kebetulan emang mau ke perpus aja"
"Ayo Shin" Kyo menarik tangan Shinya kembali ke kelas.
Toshiya agak curiga karena itu ia memperhatikan rak buku tempat Kyo mengambil buku. Toshiya mengerutkan dahi lalu tertawa kecil.
"Ngapain coba sensei menyuruh mengambil buku tentang... Perawatan hewan???"
~~~~
Sampai di kelas Kyo diam saja. Shinya tahu ada yang mengganggu pikiran Kyo.
"Kyo,bukunya tidak langsung diberikan ke sensei?"
"oh iya, tadi rencananya gitu. Aku kasih sensei dulu ya" Kyo bangkit dr tempat duduknya.
"Aku ikut" Shinya berdiri.
"Kau tunggu di sini saja, aku gak lama kok" Kyo mendudukkan Shinya kembali lalu pergi. Shinya merasa aneh dengan gelagat Kyo belakangan ini.
~~~~
Kyo kembali ke perpustakaan. Kyo mengembalikan buku yang dia ambil sembarangan tadi ke rak semula.
"Binggo! Pasti kau sembunyikan sesuatu ya? Apa buku yang sebenarnya kamu baca?" Toshiya muncul mengagetkan Kyo. Kyo jadi salah tingkah dan bermaksud pergi. "Gak ada apa-apa kok, aku cuma mengembalikan buku yang aku pinjam."
"Beneran gak baca buku di rak sebelahnya yang bagian fiksi? Kau jadi aneh sejak aku ceritakan tentang vampire. Apa ada hubungannya?"
"Cerewet! Kepo!" Kyo marah lalu cepat-cepat kembali ke kelas untuk menemui Shinya.
Di kelas, Kyo melihat Shinya duduk termenung. Wajahnya nampak sedih.
"Kau kenapa Shin-chan?"
"Aku merasa Kyo gak percaya sama aku lagi. Aku merasa.." Shinya menahan nafas lalu membuangnya. "Kyo menyembunyikan sesuatu dariku"
"Hey, kenapa berpikiran seperti itu?"
"Pulang dari champ Kyo pergi ke suatu tempat tanpa bilang padaku, dan dari kemarin Kyo sering menghilang, tadi juga begitu"
"Bukan begitu Shin, tapi..."
"Dari kecil Kyo belum pernah pergi gak bilang-bilang padaku" nada kecewa keluar dari mulut Shinya.
Kyo menghela nafas. "Maaf,tapi... baiklah aku akan cerita setelah kita sampai rumah"
"Hmmm" Shinya mengangguk.
"Senyum dulu dong"
"Ya" Shinya tersenyum. Mereka pun pulang bersama.
***
Di sebuah rumah tak berpenghuni, dengan arsitektur yang antik namun minim cahaya, tergeletak jasad yang dibaringkan di dalam sebuah peti kaca.
"kau pasti bahagia sekarang?nee Omi?"
Kaoru duduk di atas tumpuan lututnya di samping peti kaca itu. Jasad seorang wanita terbaring tenang. Meskipun Kaoru mengajaknya bicara percuma saja, Kaoru tau tidak akan ada jawaban, tapi Kaoru merasa tenang jika sudah melakukan hal itu. Memandanginya. Melihat rautnya yang tenang.
"Kau pernah bilang aku vampire yang menyedihkan tpi ternyata kau lebih menyedihkan"
Die tiba-tiba sudah ada di tempat itu, berdiri agak jauh dari Kaoru. Kaoru terkejut.
"Sejak kapan kau tahu semua ini?"
"Kalau kau sering mengikutiku, kenapa aku tidak boleh?"
Kaoru berdiri dan tersenyum getir.
"Kau benar aku menyedihkan karena masih mencintai orang yang sudah mati. Kalau kau tertarik akan kuceritakan."
"hmm"
~~~
Dulu Kaoru vampire yang kejam dan menghisap darah orang tanpa ampun. Suatu hari dia akan menghisap darah seorang wanita bernama Omi. Anehnya saat Kaoru mau menggigitnya, Omi tidak berteriak atau lari ketakutan. Saat itu Omi sedang membaca buku. Ketika Kaoru mendekatinya, Omi malah menyodorkan buku itu ke hadapan Kaoru.
"Kau juga ingin membaca ini? Cerita tentang vampire, bagaimana menurutmu?"
Akhirnya mereka malah mengobrol.
"Para pengarang itu suka melebih-lebihkan ceritanya, bahkan mendeskripsikan vampire dengan salah"
"Aku menyukai vampire, menurutku mereka masih punya perasaan. Bukankah mereka tidak ada pilihan lain untuk bertahan hidup selain menghisap darah? Kalau aku mungkin akan memilih mati daripada membunuh"
"hahaha Aku tidak akan mau mati. Apa kau pikir ada Vampire yang memiliki belas kasihan seperti itu?"
"Entahlah. Tapi aku yakin kau vampire yang baik"
"Kenapa?"
"Karna kau mau bicara denganku"
Kaoru melongo. Entah kenapa Kaoru bisa merasakan kesedihan dibalik ucapan Omi itu.
"Tidak ada yang mau medekatiku, bahkan orang tua dan saudaraku karena aku ... anak haram"
Omi berusaha menyembunyikan kesedihannya dengan senyum.
"Bagaimana kalau aku tetap menggigitmu?membunuhmu?"
"Aku akan berterima kasih, karena aku tidak perlu bunuh diri untuk mati"
"Kenapa kau ingin mati?"
"Kenapa aku harus hidup?"
"Mulai saat ini kau tidak perlu membaca kisah vampire. Aku yang akan menceritakannya."
Kaoru tidak jadi menghisap darah Omi. Namun sejak saat itu, tiap malam Kaoru mengunjungi Omi yang selalu duduk di balkon rumahnya. Kaoru bercerita mengenai kehidupannya sebagai vampire. Kaoru juga menyaksikan luka di tubuh Omi semakin bertambah akibat perlakuan buruk keluarganya. Mereka memukulnya. Suatu hari Omi mengalami pelecehan seksual. Kaoru berikrar untuk membunuh orang-orang yang telah menjahati Omi, tapi Omi melarang karena tidak mau Kaoru mengotori dirinya dengan darah para bajingan itu. Sampai suatu hari Omi mencoba bunuh diri. Kaoru berhasil menyelamatkannya tapi...
"Biarkan aku mati, dengan begitu aku akan tersenyum bahagia" Omi tersenyum. Lalu Kaoru dengan rasa terpaksa menghisap darahnya sampai mati.
~~~
"Kenapa dia tidak mau ikut denganku?"
Kaoru menyesali apa yang terjadi puluhan tahun silam.
"Mungkin dia tidak mencintaiku"
Die terharu dalam hati, meskipun wajahnya tetap dingin.
"Hidup memang menyedihkan."
"ya dan aku tak bisa mengubah dia menjadi vampire seperti dalam dongeng" Kaoru tersenyum miris.
"Bagaimana denganmu?" Kaoru balik bertanya.
"Nanti juga kau tahu sendiri"
Die menghilang.
***
"Jadi vampire itu ada?"
"Ya...mungkin"
Akhirnya Kyo menceritakan bekas luka Jyou itu pada Shinya di kamar Shinya. Tapi tidak seperti yang diduga Kyo, reaksi Shinya biasa saja. Shinya tidak menjadi takut.
"Kau tidak takut?"
"Tidak" Shinya menggeleng. "Kan Kyo bilang akan melindungiku. Kyo sahabatku, aku percaya padamu"
Ternyata memang kekhawatiran Kyo saja.
~~~
Di tempat lain Toshiya tidak bisa tidur. Insomnianya kambuh, karena itu dia memilih untuk bermain komputer.
buuzz
Toshiya menengok ke arah jendelanya yang gordennya masih terbuka. Seperti bayangan hitam yang melintas. Toshiya jadi penasaran. Ia lalu turun keluar dari apartemennya.
"Aaah"
Tendengar suara teriakan yang lemah dari gang yang tidak terlalu jauh dari apartementnya. Toshiya berlari mendekati sumber suara itu. Toshiya terhenyak ketika melihat tubuh wanita tergolek di tanah dengan darah di sekitar lehernya. Tampak dari kegelapan sesosok pria bercoat panjang. Lampu jalan memantulkan cahaya sehingga wajah orang itu terlihat. Pria berambut pirang yang tengah menjilati darah di jari jemarinya.
"Siapa kau?"
"Hihi" Pria itu terkekeh.
"Hari ini hari keberuntunganku. Aku akan membunuhmu juga"
Pria itu langsung menyambar Toshiya.
"Hwaaa"
Toshiya menyilangkan tangan melindungi kepalanya yg tertunduk. Tiba-tiba Pria itu terhempas. Ada pria lain yang menghalau vampire tadi. Orang yang menolong Toshiya itu ternyata Kaoru.
"Ka..kamu?"
"Tinggalkan orang itu atau kuhabisi kau"
"Ugh! Tunggu saja pembalasanku." Vampire jahat itu pun menghilang.
Toshiya masih tersungkur karena shock.
"Va..vampire"
"Kau tidak apa-apa?" Kaoru mengulurkan tangannya.
"Jangan mendekat!"
Toshiya lari dengan cepat kembali ke rumahnya.
~~~~
Tuturutututtut
Hape Kyo bergetar. Kyo mengangkat hape-nya dengan setengah mengantuk.
"Hallo"
"K-kyo" Suara penelepon itu gemetar.
"Siapa?"
"Aku...Toshiya"
"Ada apa sih tengah malam begini? Mau cerita hantu lagi"
"Ini bukan so-soal itu. Aku takut. Va-vampire itu benar-benar ada. Aku melihatnya."
"Huh?" Kyo kaget, sampai-sampai kantuknya hilang.
Jangan-jangan...
~~~~
Kaoru memeriksa mayat wanita tadi. Vampire itu menggigit darahnya secara brutal. Die tiba-tiba berdiri di belakang Kaoru yang masih berjongkok.
"Ada vampire brutal lagi?"
"Ya." Kaoru menggendong wanita itu. "Aku tahu vampire itu, sebelumnya dia tinggal di pulau lain, dia pernah dipenjara."
"Jika dugaanku benar maka dia.." Die menebak.
"Ya! Itu dia, Kamijo"
*********TBC*********
No comments:
Post a Comment