Monday, October 7, 2013

[FF Sadie] Nijiiro no Kiss (chap1)

[Repost]
Title: Nijiiro no Kiss
Cast: Sadie
Author: Meiku
Rate: PG-15
genre: romance,drama
Chapter: 1/5


Pria berambut hazelnut muda dan bermata coklat indah itu pun terbangun melihat dokter duduk di sebelahnya meletakkan alat-alat yang dia pakai untuk memeriksa.

"Dok, apa kau tau siapa namaku?"

"Keita"

"Keita?"

Pria itu tidak mengingat sedikitpun akan apa yang sudah terjadi,dimana dia ,dan siapa namanya. Ya kecelakaan yang terjadi menimpa dirinya menghapuskan ingatannya. Tidak ada pilihan lain saat ini kecuali menerima nama yang diberikan dokter.

"Lalu dokter, siapa nama anda?"

"Panggil saja Mao"

"Mao-sensei"

"Yup" Mao tersenyum seraya beranjak dari tempat duduknya.
"Baiklah kita bicara lagi nanti,aku akan kembali setelah mengurus riwayat kesehatanmu." Mao meninggalkan Keita yang masih terbaring lemas.

*****

"Kenapa dihentikan? Apa waktu 1 minggu kurang lama untuk menemukan 1 orang saja?"

Kegaduhan terjadi di kantor SAR. Tim SAR menghentikan pencarian korban kecelakaan pesawat  yang terjadi seminggu yang lalu karna dirasa evakuasi yang telah dilakukan sudah cukup.

"Kami tidak menemukannya dimana-mana karna itu kesimpulannya orang yg anda cari telah meninggal terbakar bersama puing-puing pesawat yang telah meledak."

"Tidak!! Dia masih hidup!! Sebelum mayatnya ditemukan aku tidak akan percaya dia mati!"

"Ayo pulang saja" seorang temannya menarik tangan pria itu.

"Lepaskan aku Mizuki!!Mereka harus mencari Kei"

"Percuma,ayo kita pergi"

Mereka berdua pun berjalan meninggalkan kantor SAR.

"Mizu,apa kamu percaya Kei masih hidup?"

Tsurugi menundukkan kepalanya dan duduk di bangku sisi jalan itu. Mizuki duduk di sampingnya dan menepuk pundak Tsurugi,teman dekatnya itu.

"Aku mengerti perasaanmu"

"Seharusnya aku menerima kenyataan ini agar Kei bisa pergi dengan tenang tapi.."

 "Jika kau sedang ingat Kei,pandangi saja bibirku ini ya pasti bayanganmu berubah dari Kei menjadi ikan mujaer"
Mizuki berusahan menghibur Tsurugi.

Tsurugi menoleh ke arah Mizuki yang tak perlu manyun pun memang sudah maju apalagi kalau dimajukan seperti itu.

"Bwahahahaha" tawa Tsurugi membahana.

Mizuki menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Sekarang aku yang BT nih"

"ahaha jangan marah suruh siapa menghiburnya begitu" Tsurugi masih menahan tawanya.

Pikir Mizuki apapun akan dia lakukan asal Tsurugi bisa tersenyum. Mungkin sekarang hanya sementara tapi lambat laun diapun akan merelakan kepergian Kei.

*****

Kei sudah dapat duduk d tempat tidur, Mao-sensei membereskan berkas-berkas kesehatan Keita.

"Nah seperti yang kubilang,mulai besok kamu boleh pulang"

"iya"
wajah Kei masih nampak bingung karena dia baru memulai 'kehidupan yang baru.

"Aku tau kau pasti bingung tinggal dimana, itu sudah kuatur."

Mao-sensei mengeluarkan sebuah kartu nama dan alamat.

"Ini alamat kakak sepupuku, aku sudah menghubunginya dan dia bersedia menampungmu setidaknya sampai kau terbiasa dengan kehidupan barumu dan bekerja sesuai apapun yang kamu suka."

"Terimakasih, sensei sudah banyak membantuku."

"Beberapa hari lagi aku juga cuti dan bisa menyusulmu untuk mengontrol kesehatanmu."

"hmm" Kei mengangguk.

"Hanya 1 yang perlu kau ingat,Aki tidak pandai bergaul tapi hatinya baik jadi jangan takut melihatnya nanti."
Kei membaca kartu nama itu tertanda Akito, tokyo,shibuya-ku. Nama kota itu tampak tidak asing baginya tapi bagaimanapun juga Keita tidak boleh memaksakan diri untuk mengingatnya.

*****

Keesokan harinya Mizuki dan Tsurugi hendak pergi berlibur ke okinawa dengan kereta untuk refreshing. Mungkin ini cara yang terbaik agar Tsurugi tidak larut dalam kesedihan.
Dilain pihak Kei sudah di perjalan hampir tiba di tokyo.
Mizuki dan Tsurugi baru membeli tiket dan tinggal menunggu kereta yang datang.

"Masih 1jam lagi,lama"

"yasudah kita duduk dulu disini saja, aku akan membeli minum."

Mizuki pergi untuk membeli minum sedangkan Tsurugi duduk di bangku stasiun.
Ketika Tsurugi melihat sekitarnya, tiba-tiba ada sosok yang sangat ia kenal,sosok Kei.
Tsurugi langsung bangkit mengejar sosok itu tapi kerumunan orang yang banyak cukup menghalanginya.

"Kei"
Tsurugi menepuk punggung seseorang. Tapi ketika berbalik ternyata bukan Kei,hanya sama-sama memakai coat coklat.
"Maaf salah orang"

Kei yakin pasti Kei yang asli masih disekitar situ. Ia mencoba mencari lagi. Setelah cukup sulit akhirnya Tsurugi menemukan lagi sosok yang mirip Kei tadi tapi terhalang orang banyak.

"Keiiii!!"

"Tsurugi"
Mizuki menepuk punggung Tsurugi.
Mizuki merasa aneh dengan air muka Tsurugi yang mendadak berubah.

"Kucari kemana-mana malah ada di sini,ini kn jalur kereta kanagawa-tokyo"

"Kita tidak jadi pergi"

"lho? Jangan bercanda, tiketnya sudah ditangan."

"Kubilang tidak jadi! Kalau mau pergi sendiri saja"

Akhirnya Mizuki mengalah dan menemani Tsurugi pulang. Di bus, Mizuki masih bingung dengan sikap Tsurugi yang mendadak berubah.

"Kepikiran Kei lagi? Bukannya kita refreshing buat melupakan masalah Kei,kau sendiri yang bilang"

"Kali ini beda, kau tau apa yang kulihat tadi di stasiun? Aku melihat Kei! Aku yakin dia sudah pulang,dia masih hidup"

Tidak ada gunanya mendebat Tsurugi dalam keadaan seperti itu. Mizuki mencoba menahan diri sampai pikiran Tsurugi kembali jernih.
Kei tiba di alamat yang tertera pada kartu nama. Sebuah apartement bersih serba putih berhiaskan ukiran-ukiran jaman baroque. Kei menekan tombol tanpa tau apa yang akan terjadi nanti.
Seseorang membuka pintu. Seorang pria tinggi tegap berambut hitam legam dengan pierching yang tersambung dari bibir ke telinga.

"Kau pasti Keita?"

"Iya"

"Masuk"

Kei pun masuk dan Aki menutup pintu.

"Disana kamarmu."

"Terimakasih"

Kei membungkuk lalu masuk ke kamarnya. Tepat apa kata Mao, Aki orang yang dingin dan tanpa basa-basi.
Aki duduk di meja kerjanya, mengetik sesuatu dengan laptopnya. Keita diam di sofa tanpa tau harus mengerjakan apa.

"Hey!" Tiba-tiba Aki angkat bicara.
"Jangan diam saja,lakukan apa yang kau mau, apa kau baru bergerak kalau disuruh? Robot apa?" Tanya Aki sinis.

"Maaf"

Kei bergegas pergi dari situ ke arah dapur karena tidak ada ide melakukan apa. Dia membuka pintu kulkas dan melihat perlengkapan masakan seperti sayur dan daging. Entah apa yang mendorong Kei untuk memasak,karena dari tadi siang Aki belum makan apa-apa,hanya mengetik sambil menyuruput kopi.

"Lakukan apa yang kamu mau kan?baiklah"

***** TBC*****

No comments: