Monday, October 7, 2013

[FF Sadie] Nijiiro no Kiss (chap5)

[Repost]
Title: nijiiro no kiss
Cast: Sadie
Genre: romance,BL
Rating: PG-15
Chapter: 5/5


monolog: Aki 
Tubuh itu. Darah yang kulihat ditanganku yang asalnya dari tubuh tak bernyawa. Kenapa orang itu tega? Separuh nyawaku diambil dari diriku. Aku hanya merasakan kehampaan. Yang kulakukan hanya menghindar dari dunia luar. Mengisolasi diriku sendiri. Sampai dia datang. Tak kusangka sikapnya sangat manis membuatku ingin memilikinya. Aku rasa ingin memasukkannya kedalam kotak dan menguncinya rapat-rapat. Tapi dia bukan barang. Kei, aku tidak pernah berpikir kau seperti kekasihku yang dulu. Sungguh. Kalian berbeda tapi aku menyukaimu lebih dari sebelumnya.

*******

Mao datang ke apartement Aki. Dari depan pintu sudah terdengar bunyi gaduh. Mao pun bergegas masuk. Disana Aki mengacak-ngacak apartementnya,mengacak kertas naskah dan barang apapun disana.
"Aki kenapa? Mana Kei?"
Mao berusaha menghentikannya. Tapi Aki gelap mata, dia masih mengacak seisi ruangan itu.
"Akiii!!"
Plaaaak
Mao menampar Aki agar sadar dan berhenti merusak apartementnya sendiri. Aki tertunduk berlutut.
"Aku tidak mau Kei"
"Kei punya kehidupan sendiri"
"Aku tau tapi..."

Kei baru tiba disana. Ia terkejut dengan keadaan apartement Aki yang porak poranda.
"Mao-sensei??"
"Cuma mencari barang" Aki bangkit dan membereskan barang-barang yang ia berantakkan. Kei bermaksud membantu.
"Biar aku"
"tidak usah"
Aki dan Kei bertatapan mata tapi kemudian Aki memalingkan wajahnya.
"Salahku jadi berantakan jadi biar aku saja"
Kei tau bukan tanpa sebab Aki marah-marah. Meskipun segala barang Aki lempar, hanya laptopnya yang tidak bergeser sedikitpun. Kei mengalihkan pandangannya ke arah Mao.
"Ah aku kesini hanya mau mengajak Kei pindah sesuai janjiku"
Kei hanya melihat punggung Aki. Ia rasa masih banyak hal yang harus dibereskan antara dirinya dengan Aki.
"Maaf bolehkan aku tinggal disini saja"
Aki berhenti, Mao sedikit kaget.
"Hmm yasudah tidak apa-apa, ya kan Aki?"
"hmm"
"Aku pulang"
Mao pergi meninggalkan mereka berdua saja.
"Kenapa?"
"eh?"
"Tidak ikut mao?"
"ah itu...kan aku pernah bilang mau membuat memori pertama-tama dengan Aki"
Aki menoleh ke arah Kei yang tanpa diketahui sudah mengarahkan kamera ke arahnya hingga Aki refleks menutup wajahnya.
"Apaan sih turunkan"
"Aku kan belum sempat merekam wajah Aki sepenuhnya"
"Kubilang turunkan!"
"Tidak sampai Aki mau direkam"
"iya iya aku menyerah"
Mulai saat itu, Aki membiarkan kamera Kei merekam wajahnya sebanyak apapun termasuk jika wajahnya tersipu malu.

*****

"Mizuki~~~"
Tsurugi masih tak dapat menahan rasa rindunya pada Kei. Hal itu biasa dia lakukan saat Smu dulu, meski cuma ditinggal sekolah, rindunya pada Kei tiada akhir. Setidaknya dia sudah tidak murung lagi saat ini.
"Terus kamu mau aku ngapain?"
"cari tau tempat tinggalnya,dia tinggal sama siapa, apa yang mereka lakukan, semua"
"Dasar stalker"
"Mizuuuu"
"Mizuki!" Mao datang dan duduk bersama Mizuki juga Tsurugi.
"Mao-san beritahu aku tentang.."
"sssttt Apa yang ingin dibicarakan Mao?"
"Aki meneleponku katanya Kei pergi lagi ke tempat kemarin dia pingsan, mencari sesuatu entah apa. Tsurugi kumohon susul Kei."
"Nah itu tidak perlu disuruh, aku pergi ya"
Tsurugi langsung bergegas menyusul Kei.
"Tsu...ano Mao"
"Mizuki...Aku...jika Tsurugi dengan Kei kembali tolong lupakan dia dan..."
"Mao sebenarnya...hmmmpphh hahaha"
"kenapa tertawa bodoh?"
"Kamu gak pernah nanya sih, aku dan Tsurugi hanya teman dekat itu saja."
"huh?"
"dan yang kusukai dari dulu" Tanpa Mao sadari wajah mereka smakin dekat."Cuma Mao"
Lambatnya Mao baru menyadari arti dari ciuman Mizuki selama ini.
*****
Kei datang ke taman yang kemarin ia datangi. Kei meraba pohon besar itu. Batinnya mengatakan ada sesuatu yang pernah terjadi disana.
"Biar aku yang bantu cari ya"
Kei berbalik ke arah suara itu. Dilihatnya Tsurugi berdiri di hadapannya kini. Sosok yang familiar baginya, bahkan pernah dekat.
"Memangnya tau apa yang kucari? Tsurugi-san."
"jangan pakai san dong Kei"
Tsurugi mendekati salah satu sisi pohon itu.
"Nah disini"
Kei mendekat untuk melihatnya. Sebuah tanda goresan bertuliskan Tsurugi
"Waktu itu kita menggoreskannya disini sebelum Kei pergi ke Amerika untuk pertukaran pelajar, ini janjiku untuk tidak berpaling ke orang lain sampai Kei kembali"
"Aku..pesawat..arrgh"
"Kau kenapa Kei?"
"Kepalaku..sakit"
"Hentikan,jangan mengingat lagi"
Tsurugi memeluk Kei yang hampir terjatuh lemas.
"Biar aku yang cerita,kau tidak perlu mengingat."
"Tempat ini tempat rahasia kita berdua. Kei janji setelah lulus membuka usaha bersamaku"
Tsurugi mengecup bibir Kei lalu mulai bercerita sejak pertama mereka bertemu. Kei menikmatinya dengan mata tertutup. Di pelukan Tsurugi.

******

Mao masih berdua di rumah Mizuki. Di sana sedang tidak ada siapa-siapa.
"Nah Mao"
Mizuki duduk sangat dekat disamping Mao. Tangannya memegang kacing kemeja Mao dan melepaskan salah satunya. Jantung Mao berdegup kencang seperti mau copot. Ini pertama kalinya.
"Ah...bagaimana Kei ya aku takut dia pingsan lagi." Mao berusaha mengalihkan perhatian Mizuki.
"Tenang saja, aku kenal siapa Tsurugi, meskipun sifatnya masih innocent, dia mampu menjaga Kei."
"Tapi"
Tangan Mizuki berhenti kelayapan.
"Oh iya aku lupa"
"hufft"
"Lebih enak di tempat tidur ya?"
"bukan itu sukebeeee!!!!"
Mizuki mencoba mencium Mao tapi tiba-tiba hp Mizuki berdering.
"Hallo.."

******

Tsurugi menggendong Kei sampai di apartement Aki. Tsurugi menekan bel. Ketika pintu terbuka, aki terkejut.
"Kei"
"Maaf ya karna kuceritakan tentang masa lalunya, Kei tertidur sampai begini"
"what the hell are you thinking?"
"Sabar dulu, Kei bukan pingsan, hanya tertidur, mungkin ceritaku bikin mengantuk."
Aki heran dengan keentengan ekspresi Tsurugi. Aki memngangkat Kei masuk ke tempat tidurnya dan menutup pintu kamar Kei.
"Kau yang mengaku kekasih Kei itu?"
"eh bukan mengaku tau tapi memang aku"
Aki menatap tak percaya.
"Sekarang kutitipkan dia dulu tapi nanti aku ambil lagi. Permisi"
Malam itu Kei benar-benar pulas. Aki masih tetap melanjutkan karangannya. Karangan yang hampir selesai. Tentang Kei.

******

Jam 10 pagi. Aki terbangun setelah begadang menyelesaikan karangannya. Aki penasaran dengan keadaan Kei. Aki membuka kamar Kei tapi tidak melihat tubuhnya disana. Aki mencari ke dapur tapi juga tidak ada. Dia mau mencari keluar tapi tidak jadi karena sempat melihat sesuatu disana, dia atas sofa.
"Aku mau pamit tapi Aki-san masih tidur. Jadi maaf aku pergi tanpa pamit. Ini kukembalikan kameranya. Aku rasa Aki-san memerlukannya. Jangan hapuskan memori,seburuk apapun itu -Kei-"
Aki duduk disana, mengambil kamera itu dan dilihat isinya. Rekaman wajahnya dan Kei. Entah kapan Aki pernah merasa ingin kehilangan ingatannya, sementara Kei yang kehilangan malah ingin mendapatkannya kembali.

******

Tsurugi seperti biasa makan siang di rumah makan milik Mizuki.
"Kenapa tidak dibawa ke rumahmu?? Terus serang deh ahay"
"What? Emangnya aku sukebe kaya kamu."
Tsurugi melihat ke arah Mao yang masih menopang dagu dengan wajah nampak kusut lalu beralih pada Mizuki.
"Jangan-jangan semalam kalian"
"Ya kita sudah....WADAW!!"
Mizuki kaget plus kesakitan karena Mao menginjak kakinya sekuat tenaga.
"Jangan tiru anak ini"
"Kenapa sih bukannya kamu senang?"
"Tapi Mizuki tidak gentle"
"what?"
"Permisi"
Suara Kei memotong keramaian di tempat itu. Tentu saja disambut wajah sumringah dari Tsurugi.
"Kei..."
Mao dan Mizuki ikut berdiri melihat Kei berdiri disana.
"Aku rasa aku ingat sekarang.. hmm, tidak semuanya sih."
"Jadi kau sudah ingat Kei? Syukurlah" Mao ikut senang.
"Aku ingin mendapat memori lebih banyak lagi. Hari ini aku mau menyelesaikan urusanku yang tertunda"
"Maksudmu?"
"ke Amerika"

******the end *****

No comments: