Monday, October 7, 2013

[FF DeG] Life Blood (chap3)

[Repost]
Title: Life Blood
Author: Meiku
Cast: Diru (guest: existTrace, kamijo)
Pairing: TotchiKao, DieShin
Genre: Fantasy-horror, romance, Drama
Rating: PG
Summary: Asma Shinya kambuh...
Disclaimer: Sepandai-pandainya Toshiya melompat, akhirnya jatuh ke pelukan Kaoru juga LOL hak cipta dilindungi..dilindungi..err ==)a siapa ya..#abaikan
and Yay! Akhirnya papi Kyo kebagian peran banyak ^o^)/

***
"Vampire itu mau membunuhku"
Kyo makin kepikiran tentang Vampire setelah mendengar cerita Toshiya kemarin. Rasanya tidak ingin percaya tapi.. bukti-buktinya terlalu jelas. Bekas gigitan Jyou dan kesaksian Toshiya. Kyo sih berharap cerita itu karangan Toshiya saja tapi perubahan sikap Toshiya itu nyata. Kalau karangan Toshiya saja mungkin dia sudah cerita ke orang-orang dan menakuti siswa yang penakut. Nyatanya di sekolah Toshiya jadi pendiam seharian itu. Tampak masih shock. Sampai akhirnya Toshiya mau berbicara pada Kyo.
"Kyo aku boleh menginap di rumahmu ya malam ini? Pliiisssss." Toshiya memohon.
Aduh Kyo kan jadi gak enak. Kasian sih tapi...
"Gomen, gak mungkin kalau di rumahku"
"Kyo tolong aku, aku tinggal sendiri, oarang tuaku kan masih di luar negeri" rengek Toshiya.
"hmmm" Kyo berpikir keras.
"Di rumahku saja, ibuku pasti mengijinkan" Shinya ikut bicara :D "Kalau kamar Kyo kan..." putus Shinya ragu.
"Sudah Shin jangan sampai kau membongkar aib kamarku ya" Kyo memperingatkan
"Wogh emang kamarmu kenapa Kyo? Berantakan ya? atau banyak hantunya ya?" Toshiya makin penasaran.
"Bisa dibilang.." Shinya pasang muka ngeri.
"Shin.." Kyo melirik tajam.
"Jadi benar banyak hantunya hihihi"
"Heh ganti topik ah"
Shinya tertawa kecil. Toshiya tertawa terbahak-bahak. Kyo sedikit lega sih karena anak yang satu itu kembali ceria, gak murung kayak tadi :D

~~~~

Toshiya akhirnya menginap di rumah Shinya. Dia bercerita banyak hal. Ya maklumlah rajanya tukang dongeng. Kalau orang biasa bicara 1 paragraf, Toshiya bisa bicara 1 halaman buku dalam waktu yang sama *XD*. Nah sekarang Toshiya sedang menceritakan pengalaman kemarin tapi sampai flashback ke masa kecilnya.
"..jadi gitu. Ayah dan ibu jarang di rumah dan aku kan anak tunggal jadi.."
"Sudah selesai ceritanya? hoam" Kyo menguap, hanya berbaring tapi tidak bisa tidur karena suara Toshiya yang mengoceh semalaman.
"Lagian nih Kyo kenapa kamu ikut menginap di kamar Shinya?" protes Toshiya.
"Shinya juga penakut, kamu juga sedang takut pada vampire, wajar dong sebagai satu-satunya pemberani di sini, aku menjaga kalian" Kyo sok pahlawan *XD*
Shinya juga sebenarnya sudah mengantuk tapi karena dasarnya pendengar yang baik, Shinya menahan kantuknya dan mendengarkan cerita Toshiya.
Toshiya melirik jam dinding di kamar Shinya. Jam 1 pagi.
"Huff, maaf ya membuat kalian tidak bisa tidur, aku.." Toshiya merasa bersalah. Dia duduk memeluk lututnya di atas futon yang Shinya sediakan untuknya lalu menghela nafas panjang.
"Aku insomnia"
"..."
"Sejak kecil aku tidak pernah mau tidur, berharap orangtuaku pulang, menunggui mereka berjam-jam. Setiap hari begitu. Tapi kalau mereka pulang mereka tetap tidak bisa diganggu. Saat mereka tidur aku tetap menunggu mereka bangun." Mata Toshiya berkaca-kaca seperti mau menangis.
Shinya merasa iba. "Aku bersedia kok menemani Toshiya melek" Shinya menggenggam tangan Toshiya. "Kyo juga tidak akan tidur, ya kan Kyo? hehe" Shinya tersenyum ke arah Kyo.
Sebenarnya Kyo mau protes. Kalau tahu anak itu insomnia mungkin Kyo tidak akan ikut menginap *lol*. Tapi toh akhirnya Kyo menggangguk setuju karena kasihan, terutama karena Shinya yang minta.
"Mulai sekarang Toshiya juga sahabat kami."
"Makasih Shin" Toshiya memeluk Shinya lalu menangis sejadi-jadinya.

~~~

Hari pertama berjalan lancar. Vampire tidak muncul di sekitar kompleks rumah Shinya. Tapi Kyo dan Shinya jadi menguap sepanjang pelajaran karena menemani Toshiya yang bangun sampai jam 4 subuh, tidur hanya 2 jam lalu bangun lagi *XD*. Mungkin Kyo bisa bernafas lega karena sikap Toshiya di sekolah sudah kembali normal, bercengkrama dengan teman-temannya seperti biasa. Mungkin Toshiya bisa tinggal di rumahnya dengan tenang. Sampai...
"Apaaa? Menginap lagi" Kyo sampai mangap karena shock *XD*
"Aku gak keberatan kok" Shinya tersenyum.
"Hwaa Shinya baik banget sih" Toshiya langsung memeluk Shinya.
Di meja tempat mereka berkumpul, datang  sekelompok siswa dari kelas lain sedang berkelompok seperti mendiskusikan sesuatu. Kyo, Toshiya dan Shinya dapat mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.
"Kau dengar rumor yang aneh di komplek A? Beberapa orang menghilang saat pergi malam hari"
"ah kau menakutiku"
"apa iya ini ulah setan"
"atau penculikan? Atau pembunuhan?"
"Mengerikan ya, kapan kejadiannya?
"Kemarin malam."
Sial! Kyo merasa kecolongan. Ternyata vampire-vampire itu benar-benar berkeliaran dan mengincar manusia.
"Bagaimana kejadiannya?" Kyo mengagetkan para siswa yang mengobrol tadi yang sontak mengarahkan pandangannya pada Kyo.
"Ceritakan padaku"
"..."

~~~

Malamnya Toshiya kembali bercerita, lebih tepatnya curhat *:D*. Kali itu perasaan Kyo tidak enak. Pandangannya mengitari setiap sudut kamar Shinya.
"Kenapa Kyo?" Shinya sadar tingkah Kyo yang aneh.
"..."
Pandangan Kyo terarah ke luar jendela, ia pun berjalan ke arah jendela, membukanya dan berdiri di balkon rumah Shinya. Shinya dan Toshiya mengikuti Kyo melihat keluar tapi tak terlihat apa-apa.
"Lihat apa sih?" Toshiya bingung.
"Perasaanku tidak enak"
"???" Toshiya dan Shinya tidak mengerti.
Kyo langsung berlari menuruni kamar Shinya ke luar. Shinya dan Toshiya berlari mengikuti Kyo yang berlari seperti mencari sesuatu. Mendadak Kyo berhenti dan melirik kiri kanan. Toshiya dan Shinya terengah-engah.
"Kau kenapa sih? Tiba-tiba berlari begitu."
"Aku merasakan aura hitam. Makhluk-makhluk halus mengantarku sampai ke tempat ini. Aku yakin vampire di sekitar sini."
"Vampire??" Toshiya dan Shinya kaget bersamaan. Jadi merinding.
"Kita pulang saja ah" Toshiya ngeri.
"Kau ini badan saja yang besar, nyalimu mana?" Sindir Kyo.
"Bukannya takut sih tapi aku mencegah sesuatu yang buruk pada kita"
"Justru agar tidak ada hal buruk yang terjadi kita ke sini."
"kyaaaaaaaa!!!" Tiba-tiba terdengar teriakan.
"Di sana!!!" Kyo kembali berlari. Tapi....
"Hh-hh-hh" Asma Shinya kambuh.
Kyo menengok ke belakang sejenak.
"Toshiya jaga Shinya! Aku akan kembali"
"Kyo~~~"
Pikiran Toshiya mengarah pada Shinya saat itu. Shinya seperti hampir kehabisan nafas.
"Aku antar pulang ya, lagian tidak jauh."
Toshinya menggendong Shinya di punggungnya dan membawa Shinya pulang.

~~~

Kyo berlari ke sebuah gedung tua. Di situ seorang wanita berlari menghindari seseorang yang mengejarnya. Wanita itu berusaha mati-matian agar tidak terserang. Seorang vampire menginginkan darahnya. Ketika vampire itu akan mendekat dan siap menerkam, sebongkah kayu terlempar menghantam vampire itu. Vampire yang merasa terganggu itu menghentikan aksinya dan melihat ke arah Kyo yang sudah berdiri tak jauh dari tempat itu menggenggam balok kayu lain dalam genggamannya. Wanita itu pun pingsan karena shock.
"Jangan ganggu dia!!"
"Siapa kau? Huh? Manusia rupanya."
Vampire itu menjadi marah dan berusaha menyerang Kyo. Kyo bertahan dengan satu-satunya senjata di tangannya. Tapi vampire itu menghalau senjatanya. Ketika akan menerkam Kyo, Vampire itu terhempas oleh orang lain lalu menahan tubuh vampire itu di tanah.
"Kaoru?! Takkan kubiarkan kau menghalangi rencanaku lagi."
"Ternyata benar kau, Kamijo"
Kamijo mendorong tubuh Kaoru hingga terpental lalu melesat pergi dari tempat itu.
"Siapa kau?"
Kaoru bangun dan menepuk pakaiannya yang jadi kotor.
"Tidak ada waktu menjelaskannya sekarang." Kaoru pun melesat pergi dari tempat itu untuk mengejar Kamijo.
Kyo teringat pada Toshiya dan Shinya lalu berlari untuk menyusul mereka.

~~~

Shinya sudah tidak kuat bernafas.
"Kau berat juga ya" Toshiya kelelahan hingga jalannya melambat. "Aduh rumahmu sebentar lagi dekat, bertahanlah"
Tiba-tiba mereka dihadang seseorang. Toshiya mengenalinya, dia yang akan menyerangnya tempo lalu. Toshiya menurunkan Shinya dari punggungnya. Toshiya berdiri di depan Shinya dengan lengan terbuka untuk melindunginya.
"Hahahaha kita bertemu lagi dan aku bisa menyantap kau dengan temanmu juga."
"Takkan kubiarkan kau melukai temanku"
"Begitu ya? Hiaaaahhhh!!!"
Kamijo maju untuk menyerang Toshiya. Toshiya menutup mata. Saat itu lagi-lagi Kamijo dihalau seseorang tapi bukan Kaoru. Kamijo terlempar namun dengan cepat mengubah posisinya, menopang tubuhnya dengan lutut kanannya dan tangan kiri yang menyentuh tanah. Kamijo memegang bahu kirinya yang terluka terkena serangan.
"Siapa lagi yang menggangguku?" Kamijo melihat ke arah orang lain itu.
"Masih ingat aku?"
Kamijo berdiri dengan masih memegang bahunya yang terluka. Kamijo tersentak.
"Ternyata kau. Aku tak akan lupa bagaimana kau memasukkanku ke penjara"
"..."
"Die"
"Shinya!" Toshiya berbalik dan berjongkok di samping Shinya.
"hh hah a-aku" Shinya memegang dadanya. Sakit sekali.
Die lalu membalikkan tubuhnya melihat Shinya yang kesakitan.
"Hiaaaaah!" Tiba-tiba Kamijo melesat ke arah Die untuk menyerangnya.
Hap
Beruntung Kaoru datang dan menggenggam pergelangan tangan Kamijo sebelum mengenai Die. Kamijo melepas paksa genggaman Kaoru lalu mereka pun berkelahi.
"Die serahkan padaku, kau tolong saja mereka!"
Die menggendong Shinya dan membawanya pergi dari situ.
"Hey tunggu!" Toshiya mengikutinya.
"Apa urusanmu denganku?" Kamijo belum menyerah.
"Karena vampire sepertimu nama vampire tercoreng!"
"Bwahahahaha Kaoru, lupakah kau dulu juga sama seperti diriku. Kita bisa melenyapkan manusia-manusia bodoh itu bersama-sama" Kamijo mempengaruhi Kaoru.
"Tapi tidak lagi! Aku tidak akan membiarkanmu membunuh"
"Cih! Munafik"
Mereka kembali berkelahi.

~~~

"Tunggu! Mau kau apakan temanku? Dia harus menggunakan obatnya" Toshiya mengikuti Die yang masih membopong Shinya. Die lalu berhenti dan meletakkan Shinya di bangku taman.
"Apa yang...oops"
Die membuka mulut Shinya lalu menempelkan mulutnya ke mulut Shinya, memberikan nafas buatan. Toshiya yang melihatnya pun tercengang. Nafas Shinya kembali teratur dan berhenti kesakitan.
"Anda?..terimakasih"
Wajah Die tetap dingin. Die menjauhkan wajahnya dan mundur dari hadapan Shinya.
"Shinya gak apa-apa kan?"
"ya" Shinya mengangguk.
"Syukurlah" Toshiya bernafas lega. "Kalau aku tahu menciummu bisa menghentikan asma-mu, dari tadi pasti aku sudah melakukannya." Toshiya salah menerjemahkan nafas buatan Die sebagai ciuman *XD*
"Heh?" Wajah Shinya bersemu merah.
Kyo berlari menghampiri mereka. Tanpa aba-aba Kyo mendorong Die menjauh dari Shinya dan Toshiya.
"Jangan ganggu teman-temanku!"
"Kyooo!!" Shinya menahan Kyo yang mau memukul Die.
"Dia yang menolongku"
"ciumannya membuat asma Shinya reda hehe"
"ih Totchi" Shinya jadi malu.
"Jangan bodoh! Dia itu vampire juga! Siapa tahu itu rencananya untuk membunuh kita dengan mudah."
"Tapi Kyo, ini bukan pertama kalinya Die-san menolongku" Shinya membela.
"Shin?? Die-san itu dia? Bagaimana kau mengenalnya?"
"Itu.."
"Tenang saja! Die tidak akan membunuh kalian." Kaoru berteriak dari kejauhan lalu menghampiri mereka.
"Kaoru!? Bagaimana Kamijo?"
"Maaf Die, dia kabur, tapi dia tak akan berulah lagi malam ini karena aku berhasil melukainya."
"Sudah beres bicaranya? Sebenarnya mau apa kalian?" Kyo masih belum bisa mempercayai kedua vampire itu.
"Vampire tadi bernama Kamijo, Dia melarikan diri dari penjara dan ingin membunuh orang-orang. Kami ingin menghentikannya."
"Kalian sama-sama vampire! Pasti kalian juga sama jahatnya" Kyo masih bersikeras.
"Terserah kalau tidak percaya" Die menghilang.
Kaoru masih berdiri di tempat.
"Shinya, Toshiya! Ayo pulang" Mereka pergi dari situ.
~~~
Sampai di depan rumah Shinya, Toshiya berhenti sementara Kyo dan Shinya sudah masuj di teras. Kyo dan Shinya menoleh pada Toshiya.
"Toshiya kenapa?"
Toshiya menggelengkan kepala lalu tersenyum. "Aku pulang saja ke rumah, kalian tidur saja"
"Heh serius? Gak apa-apa?" Kyo mengernyitkan dahi.
"Sudah kalian tidur sana ^_^ insomniaku bisa mengganggu kalian"
Toshiya pun pergi dan tak ada yang bisa mencegahnya.
~~~
Kaoru masih duduk di tempat yang sama. Darah mengucur dari bahu dan pangkal tangannya.
"Sial" Kaoru mencibir.
"Kau tidak apa-apa?" Toshiya menghampiri Kaoru. Toshiya sebenarnya tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan kembali ke tempat tadi. Dugaannya benar,Kaoru masih di sana dan terluka. Kaoru berpura-pura tegar karena tidak mau menunjukkan kelemahannya pada siapapun.
"Aku tidak apa-apa! Pulanglah!"
"Tapi kau terluka" Toshiya memyentuh tangan Kaoru yang terluka.
"Arrrgghh"
"Maaf"
Toshiya membawa Kaoru ke kamarnya. Toshiya mengeluarkan kotak obat, membalut dan mengobati tangan Kaoru yang terluka parah.
"Kau tidak takut padaku?"
"Tidak" Toshiya meyakinkan.
"Kenapa? Bagaimana kalau aku seperti yang dibilang temanmu? Membunuhmu?"
"Aku percaya kau sangat baik"
"Kita baru bertemu bagaimana kau tahu?"
"Karena kau menolongku dan teman-temanku sampai terluka begini."

Entah kenapa Kaoru merasa nyaman. Kaoru merasa....

De Javu...

********TBC********

No comments: