Saturday, May 16, 2015

Rape Scene in Yaoi,Is It Romance?

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita kenali dulu istilah-istilahnya.
Yaoi sendiri awalnya merupakan singkatan dari yamanashi, ominashi dan iminasi yang berarti no klimaks, no point, no meaning merupakan genre yang memfokuskan hubungan seksual sesama jenis dan sesuai artinya, klimaks,makna dan alur cerita tidak lah terlalu penting. Shonen-ai masih bercerita tentang homoseksualitas namun memfokuskan hubungan emosional para tokoh dengan sedikit atau bahkan tak ada hubungan badan (sebagian besar hanya sampai pada tahap kissing, yang lainnya malah tanpa body contact sekalipun). Baik shonen-ai maupun Yaoi masuk ke dalam sub-genre BL atau singkatan dari boy's love yang awalnya hanya bagian dari shojo manga yang kemudian dijadikan genre tersendiri.

Apa itu rape?
Rape atau pemerkosaan merupakan sebuah hubungan seksual yang dipaksakan kepada satu pihak, bisa dilakukan perorangan atau berkelompok(gang rape).

Rape bisa terjadi baik terhadap wanita maupun laki-laki. Seks sendiri adalah hubungan yang tidak bisa dipaksakan, jika tidak dapat menimbulkan trauma atau phobia yang berkepanjangan. Rape sama seperti di indonesia, di belahan dunia manapun merupakan tindakan melanggar hukum, namun rata2 korban tidak berani melaporkan, kecuali hukum yang berlaku di tempat itu benar-benar adil. Ada efek terbalik dari korban yang dinamakan Stockholm syndrome. Menurut wikipedia secara simple, stockholm syndrome berarti perasaan simpati yang terjadi dari korban terhadap pelaku kejahatan.

Seperti yang kita ketahui pada manga yaoi klasik rape bukan lah sesuatu hal yang asing. Hoshi no yakata misalnya yang memfokuskan manganya pada hubungan seksual BDSM atau sadomasokisme. Untuk yang mengarapkan hubungan romantika bacaan ini sangat tidak dianjurkan. Tidak jarang cerita yaoi yang berujung pada stockholm syndrome tadi. Adalah salah besar kalau stockholm syndrome dianggap sebuah cinta.

Banyak perdebatan yang terjadi di kalangan penikmat yaoi, apakah korban rape yang berakhir menjadi kekasih sang rapist itu relevan dalam sebuah manga? Sbagian besar mengganggap tidak relevan karna rape is never romantic atau pemerkosaan bukanlah hal yang romantis (dalam hal ini saya setuju). Sebagian lain menganggap relevan karna konteks dari yaoi adalah fantasi atau pelampiasan fetish dan selama tidak mempengaruhi kehidupan nyata.

Saya tidak menampik setiap pernyataan itu. Jika melihat dari arti kata yaoi itu sendiri 'rape' merupakan hal yg wajar dan kita bisa menyebutnya bukan karya satra(at beginning yes) melainkan porn karna konsep yg sama bisa kita temui dalam AV. Tapi untuk penggemar BL yang mencari cerita romantisme adalah benar bahwa BL yang mengandung rape dan stockholm syndrome bukan suatu yang romantis.

Apakah mungkin ada manga yaoi tanpa konsep rape dan stockholm syndrome? Jawabannya mungkin. Dalam perkembangannya, manga yaoi memiliki tema yang makin beragam dan tetap mengandung bed scene yang eksplisit, tidak memulu me'wajar'kan rape. Misal saja karya2 kakine. Adakah shonen-ai yang berakhir dengan hubungan seksual? Ada. Contoh saja salah satu karangan ogura muku,castle mango, namun kalau kalian mencari bed scene yang eksplisit, tidak akan ditemukan di sini (tapi rekomen untuk yang suka cerita romance).

Seperti apa rape scene dalam sebuah manga yaoi? Ketika penerima atau uke tidak mau melakukan hubungan badan namun sang seme tetap melakukannya(secara paksa; kasar, ataupun halus) itu sudah terhitung rape. Contoh saja manga populer junjou romantika.

Ada baiknya jika kita tidak suka pada tema rape dan stockholm syndrome, pilihlah manga yang kita anggap relevan meskipun memang susah menampik semua rape scene dalam manga yaoi. Namun menyebut rape sebagai romantis juga merupakan kesalahan.

Ps: terimakasih untuk teman dan diskusi di Aarinfantasy yang mengajarkan tentang rape dan stockholm syndrome ^^

No comments: